TARAKAN – Selama masa pandemi Covid-19, banyak bantuan mengalir untuk warga, khususnya ekonomi bawah dari berbagai pihak. Tak hanya dari pemerintah, tapi juga dari organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, hingga parpol.
Namun dalam pelaksanaannya, diduga ada saja warga yang tidak berhak, yakni secara ekonomi mampu, namun juga mendapat bantuan berupa paket sembako. Padahal seharusnya bantuan itu diperuntukkan bagi masyarakat terdampak yang benar-benar kurang mampu.
Ironisnya, tak sedikit pula bantuan seperri beras, kembali dijual penerima bantuan untuk dibelikan lagi beras yang kualitasnya lebih bagus, atau sekadar merupiahkan kembali bantuan sembako itu untuk keperluan lainnya.
Menanggapi hal ini, Walikota Tarakan, dr. H. Khairul, M.Kes mengatakan, meski pun secara aturan diperbolehkan, namun adanya kondisi tersebut Pemkot akan mengevaluasi terhadap bansos yang dijual kembali tersebut.
“Secara aturan sebenarnya tidak ada masalah (jual kembali) karena bantuan sudah diserahkan sesuai jumlahnya, dan sudah diterima oleh sasaran Bansos, cuma perlu dievaluasi apakah memang berasnya yang tidak layak, atau penerimanya biasa mengkonsumsi jenis beras yang lebih bagus,” ujar dr. H. Khairul, M.Kes saat dihubungi benuanta.co.id.
Bila hasil evaluasi yang dilakukan nantinya ada menemukan beras tak layak konsumsi, orang nomor satu di Tarakan ini menerangkan akan merubah jenis berasnya.
“Kalau berasnya memang tidak layak tentu jenis berasnya yang harus dirubah. Tapi kalau sasaran Bansos sudah biasa menikmati beras yang lebih bagus, kemungkinan besar, bansosnya salah sasaran. Sehingga sepatutnya tidak diberikan pada penyaluran berikutnya,” terangnya.
Namun, kata dia, sejak disalurkanya Bansos tahap pertama kepada 6.667 KK yang terdiri dari 17 kelurahan, ada beberapa warga yang menolak bantuan tersebut, lantaran merasa tak berhak menerima Bansos yang harusnya diterima oleh masyarakat membutuhkan.
“Di beberapa daerah ada yang tidak mau menerima Bansos karena dia merasa tidak berhak menerimanya, dan sudah biasa mengkonsumsi beras jenis yang lebih bagus,” katanya.
“Iya kita evaluasi, dan kalau bisa kita minta masyarakat juga memberikan informasi kalau ada hal-hal seperti ini,” tutupnya.(*)
Reporter : Yogi
Editor: M. Yanudin