Penyemprotan Cairan Disinfektan Bukan Digunakan untuk Manusia

NUNUKAN – Penyemprotan disinfektan guna pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Nunukan, telah dilaksanakan selama enam hari. Kegiatan ini dikoordinir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan.

Disampaikan Kepala Sub Bidang Kedaruratan BPBD Nunukan, Hasanuddin, penyemprotan dilakukan hingga ke tingkat puskesmas di kecamatan dengan sasaran 17 puskesmas di kabupaten.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1588 votes

“Itu dilakukan langsung oleh personel dari gabungan BPBD, PMI dan Tagana. Selain itu juga bersa TNI-Polri maupun istansi lainnya. Untuk kegiatan ini sudah berjalan selama enam hari,” kata Hasanuddin kepada benuanta.co.id, Rabu (1/4/2020).

Baca Juga :  1.500 Paket Sembako untuk Honorer dan Dhuafa di Nunukan

Sedangkan bahan yang digunakan telah direkomendasikan dan disediakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes), termasuk teknik penyampuran bahan. Tentu sasarannya bukan pada orangnya, namun ketempat umum, tempat ibadah maupun tempat pelayanan publik.

“Yang memang kita pikirkan itu adalah tempat berkumpulnya orang, sehingga bisa saja di situ tempat singgahnya virus. Kita harap dengan disinfektan ini minimal bisa mengurangi walau tidak sepenuhnya. Namun mengurangi efek atau risiko penyebaran Covid-19 di tempat-tempat umum,” jelasnya.

Penyemprotan cairan disinfektan di pulau Nunukan ada 300 titik. Di antaranya di tempat umum biasa berkumpulnya masyarakat atau keramaian.

“Sedangkan cairan disinfektan ini aman jika tidak kontak dengan orang, karena bahan yang digunakan bukan untuk manusia,” terangnya.

Baca Juga :  Dua ASN Terjerat Sabu di Nunukan Diusulkan Jalani Rehabilitasi

Penyemprotan ini tidak dilaksanakan terus menerus, namun dihitung waktu. Karena efeknya juga akan berdampak ke manusia termasuk petugas itu sendiri. Setiap petugas diwajibkan menggunakan alat pelindung diri (APD) agar tidak kontak dengan cairan disinfektan. Sedangkan penyemprotan itu juga menggunakan teknik berdasarkan arah angin.

Selama enam hari melakukan penyemprotan disinfektan ini, ada tiga bahan yang digunakan. Yaitu obat khusus bentuk tablet, Bayclin dan menggunakan campuran kaporit, dengan menggunakan takaran yang bervariatif. Minimal yang digunakan dalam satu liter air sebanyak 20 mililiter Bayclin. Ini merupakan hitungan yang paling rendah.

Baca Juga :  Marak PMI Kabur Gaji Tak Sesuai, Faktanya Memang Tak Prosedur

Jika suatu tempat itu tidak infeksius maka digunakan takaran tersebut. Juga harus melihat situasi tempat apa yang disemprot, sehingga campuran dapat dikondisikan. Jangan sampai kondisi tempatnya tinggi dengan menggunakan efek rendah sehingga tidak efektif.

Untuk kaporit digunakan 5 kilogram menggunakan 500 liter air, dengan teknik tidak sembarangan, yang harus diendapan terlebih dahulu sebelum digunakan.

“Kami juga memberikan edukasi kepada masyarakat untuk melakukan pembuatan secara mandiri cairan disinfektan. Karena ini tidak bisa dilakukan oleh pemerintah seterusnya, sehingga perlu untuk kerjasamanya dalam memerangi Covid-19,” imbuhnya. (*)

 

Reporter: Darmawan
Editor: M. Yanudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *