TARAKAN – Walikota Tarakan, dr. H. Khairul, M.Kes bergerak cepat untuk mempersiapkan skenario terburuk dalam mencegah virus tersebut agar tak menyebar luas di Bumi Paguntaka. Salah satunya melalui pembentukan jejaring petugas hingga ke level RT, yang mana diharapkan dapat memperkuat surveilans menangani Covid-19.
Sebab, ia juga menilai jika hanya mengandalkan kekuatan penanganan dari Puskesmas atau Satgas yang saat ini sudah terbentuk, tentu akan kewalahan ketika harus menangani pasien ODP dan PDP yang membludak.
“Hari ini yang kita bahas bersama lurah dan camat, dan besok menyiapkan semua ketua RT untuk membentuk yang namanya RT siaga Covid-19. Sekenario terburuk itu kalau seandainya dari 6 yang PDP ini misalnya ada yang positif tentu harus kita siapkan, apa yang kita lakukan dan mungkin akan ada karantina setempat dan seberapa luas itu sangat ditentukan. Itu yang sedang kita persiapkan,” ujar dr. H. Khairul, M.Kes kepada Benuanta.co.id, di Ruang Lubung Kantor Walikota Tarakan, Kamis (26/3/2020).
Pembentukan RT siaga Covid-19 yang dimulai sejak Jumat (27/3/2020) hingga Senin mendatang, juga akan dilakukan secara bertahap. Dengan mengundang ketua RT yang jumlahnya lebih 400 RT di seluruh Tarakan.
“Secara bertahap karena tidak mungkin 400 RT itu kita kumpulkan, karena kita harus tetap memperhatikan sosial distancing ini. Tetapi pertemuan tatap muka harus kita lakukan mungkin dalam waktu yang singkat 1 atau 2 jam, untuk jelaskan bagaimana konsep kita,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini penguatan surveilans sangat penting dilakukan sebagai kontrol keluar dan masuknya masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya. Berdasarkan data, hampir 1.000 orang masuk dan 500 orang keluar melalui pintu Bandar Udara Internasional Juwata. Sedangkan setiap kapal yang masuk melalui pelabuhan pun berkisar di angka yang sama.
“Tentu itu kerawanan yang luar biasa, sehingga setelah selesai di pelabuhan bagaimana memantau penumpang hingga sampai di RT tempat tinggalnya masing-masing. Karena ada yang bilang sudah mendapatkan sertifikat sehat, karena sebetulnya itu tidak ada yang bisa menjamin. Yang bisa menjamin itu kalau sudah kita karantina selama 14 hari, dan kalau tidak ada apa-apa. Itu yang bisa kita sampaikan bahwa dia sudah melewati masa inkubasi, tentu dianggap aman kalau dia tidak ada keluhan apa-apa,” katanya.
“Tapi yang paling penting bagaimana penguatan surveilansnya, bagaimana orang melapor keluar masuk yang ada di wilayahnya masing-masing dan melapor ke Satgas,” tambahnya.
Selain itu, orang nomor satu di Tarakan ini menekankan bahwa setiap masyarakat yang baru pulang berpergian dari daerah tertular, seluruhnya akan dalam pemantauan pemerintah.
”Termasuk kemarin yang dijelaskan mengenai jemaah tabliq itu, bahkan insyaAllah malam ini karena ada satu pasien jemaah tabliq dari Gowa ada yang PDP, maka semua teman-temannya yang berangkat ada di dalam satu grup itu akan kita ODP kan, dan akan dipantau. Sudah kita siapkan untuk karantina selama 14 hari,” tutupnya.(*)
Reporter : Yogi Wibawa
Editor: M. Yanudin