Kapten Atalanta Saksikan Warga Italia Langgar dan Akali Lockdown

KAPTEN Atalanta Alejandro Gomez menyatakan penduduk kota Bergamo yang menjadi basis klub ini dan sekaligus menjadi kota di Italia yang paling parah terhantam epidemi virus corona, menggunakan segala cara untuk menghindari lockdown.

Menurut dekrit pemerintah Italia, penduduk dilarang keluar rumah untuk ke supermarket atau bekerja, atau sekadar jalan-jalan bersama anjingnya, namun Gomez melihat aturan itu acap dilanggar oleh banyak orang di kota itu.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1233 votes

Olahraga sendirian di luar rumah dibolehkan jika orang masih berada dekat rumahnya.

Baca Juga :  Daftar 8 Tim yang Lolos ke Perempat Final Liga Champions

“Tetap saja ada orang di jalan-jalan,” kata Gomez dalam wawancara dengan harian olah raga Ole yang berbasis di negara asal pemain ini, Argentina, seperti dikutip Reuters.

“Ada yang keluar untuk berlari, ada yang pergi ke taman untuk sit-up, ada yang mengajak anjingnya jalan-jalan karena mereka bosan di rumah atau ada juga yang bohong agar bisa ke supermarket.”

“Saya tak keluar untuk lari-lari sekalipun saya olahragawan dan itu tugas saya,” sambung Gomez.

Di Bergamo di provinsi Lombard di Italia timur laut, 134 dokter dari total 600 dokter atau 22 persennya, jatuh sakit atau dikarantina, kata Guido Marinoni, ketua asosiasi dokter setempat. Tiga dokter meninggal dunia.

Baca Juga :  Hasil Undian 8 Besar: Arsenal Hadapi Bayern, Madrid Bertemu Man City

Di Italia lebih dari 6.000 orang meninggal dunia akibat virus corona, sedangkan 63.927 kasus terkonfirmasi yang merupakan paling buruk di Eropa. Serie A sudah dihentikan sementara sejak 9 Maret.

Kasus pertama virus ini dilaporkan di Italia utara pada pekan ketika Atalanta menikmati malam paling menyenangkan dalam sejarah mereka ketika menggebuk Valencia 4-1 pada leg pertama 16 besar Liga Champions. Mereka memenangkan leg kedua dengan 4-3.

Baca Juga :  Erspo Rilis Jersei Baru Tim Nasional Indonesia

“Saya kira banyak misinformasi sejak awal dan kami semua menganggap enteng hal ini. Kami kira itu cuma flu biasa, virus yang biasa muncul pada musim dingin, jadi kita tetap menjalankan kehidupan sebagaimana biasa,” kata Gomez.

“Suatu hari, militer datang membawa peti-peti jenazah dan mengkremasi jenazah-jenazah itu di suatu tempat karena sudah tidak ada lagi ruang untuk dikuburkan di sini. Luar biasa sekali. Seitap pagi saya bangun menonton berita dan selalu saja berita buruk.”(ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *