TARAKAN – Tidak hanya meresahkan masyarakat, wabah penyakit virus corona juga memberikan dampak kerugian besar bagi pengusaha. Khususnya pengusaha hasil laut yang biasa melakukan kegiatan ekspor ke China.
Kerugian itu bahkan kemencapai Rp 20 juta per hari yang dialami pengusaha-pengusaha kepiting di Tarakan. Hal itu sudah terjadi sejak 24 Januari 2020 lalu.
Salah satu pengusaha kepiting Tarakan, Rusman mengatakan, usaha pengiriman kepitingnya mengalami kerugian yang sangat besar sejak 24 Januari 2020.
“Dari 5 hari yang lalu, kami sebagai pengusaha kepiting sangat dirugikan, banyak yang tidak dapat terkirim,” ujarnya kepada benuanta.co.id, Kamis 30 Januari 2020.
“Selain itu harga kepiting juga menjadi turun drastis, dari Rp. 300.000 per kilogram (kg) tadi malam menjadi Rp 70.000 per kilo, kepiting jantan banyak yang ditampung dan gak laku,” tambahnya.
Alhasil karena akses pengiriman ditutup, banyak kepiting dikembalikan ke petambak, dan sebagian ada yang dirawat untuk dijual kembali.
Rusman menjelaskan, para nelayan, petambak dan pengusaha-pengusaha kepiting mengalami kerugian yang besar, “Kami sangat bergantung pada penjualan itu,” pungkasnya.
“Jika dikalkulasikan penjualan kepiting ke china per harinya bisa mencapai Rp 20 juta, tapi sekarang tidak mendapatkan apa,” terangnya.
Pantauan benuanta.co.id, saat wawancara berlangsung, kepiting-kepiting yang sebelumnya sudah dikemas untuk dikirim, dibuka kembali untuk dikembalikan kepada nelayan.
“Harapan kami semoga pemerintah bisa mencarikan solusi dan menemukan akses-akses pengiriman yang lancar selain di China,” tutupnya.(*)
Reporter : Matthew Gregori Nusa
Editor: M. Yanudian