Banyak Indekos Jadi “Sarang” Maksiat?

Indekos merupakan salah satu usaha bisnis yang cukup menjanjikan di Tarakan. Namun begitu, indekos juga sering dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian sementara pendatang hingga kasus asusila yang akrab disebut ‘kumpul kebo’ pun kerap terjadi.

DATA yang dimiliki Satpol PP Tarakan, wilayah Tarakan Tengah dan Barat merupakan dua wilayah dengan jumlah indekos terbanyak. Jumlah indekos di dua wilayah ini setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Hal itu disebabkan jumlah penduduk di Tarakan yang setiap tahunnya meningkat. Mulai dari pendatang hingga mahasiswa yang datang dari wilayah lain di Kaltara.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1987 votes

Meski menjadi tempat favorit pendatang dan mahasiswa luar Tarakan, indekos juga menjadi tempat langganan para pekerja dari perusahaan besar yang dimutasi ke Tarakan. Biaya indekos yang terjangkau menjadi salah satu tujuan para pekerja, dibanding menyewa rumah tunggal yang saat ini harga pertahunnya mencapai ratusan juta.

Baca Juga :  Terdakwa Tipikor Pembangunan Rumah Kuliner Akui Pembangunan Tak Sesuai SOP

Tak ketinggalan juga para warga Tarakan yang natabenenya telah memiliki rumah tinggal tetap ikut menyewa indekos. Di antaranya para pecandu narkoba yang kerap kali ditangkap saat operasi gabungan Satpol PP dan aparat keamanan dari TNI-Polri. Belum lagi beberapa warga yang kerap kali memanfatkan indekos sebagai tempat asusila.

Mengenai asusila, indekos menjadi tempat yang terbilang sangat aman dibanding hotel. Selain berbiaya murah, indekos sangat jarang disatroni petugas terlebih jika pemilik indekos sendiri kurang melakukan kontrol terhadap kasus asusila dan lainnya yang melanggar peraturan. Jika terus dibiarkan, maka indekos bisa saja dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian teroris.

Baca Juga :  Tak Bisa Pasang PJU di Depan Landasan, Pemkot Usahakan Cari Jalan Keluar 

Dijelaskan Kepala Satpol PP Tarakan, Hanif Matiksan setiap kali melakukan operasi pihaknya tak jarang menemukan pasangan muda tanpa ikatan berduaan di indekos. Alasannya pun beragam, mulai dari teman biasa hingga telah bertunangan. Namun hal itu bukan menjadi dasar Satpol PP tidak memberikan tindakan. Temuan kasus semacam itu tetap diproses lantaran tidak memiliki ikatan yang sah.

Baca Juga :  Mudik Lebaran Kepolisian Tak Temukan Calo Tiket Pelni

“Kita pernah dapati sepasang ABG melakukan asusila di indekos. Katanya teman kerja kelompok tapi saat itu sudah larut malam. Kita bawa ke kantor, lalu dipanggil kedua orangtuanya,” terangnya kepada Benuanta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *