TARAKAN – Warga yang tinggal di wilayah pesisir mestinya menyadari pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah ke laut. Hal itu disampaikan Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tarakan, Dr Ana Sri Ekaningsih SE MM yang mengaku miris melihat sampah yang menumpuk di kolong rumah, bahkan di samping rumah warga yang tinggal di wilayah pesisir.
Tegas Ana, kebersihan lingkungan bukan tugas pemerintah saja, melainkan harus ada peran serta masyarakat. Namun, yang menambah rasa prihatinnya, sampah tersebut sudah ada sejak lama dan tak ada tindakan nyata untuk membersihkannya hingga saat ini.
“Di daerah pesisir itu kalau hujan deras, saya sering pulang dari Tanjung Selor bukan main kotornya itu (banyak sampah). Saya berpikir, bagaimana punya gagasan untuk mengajak masyarakat disitu, terutama mahasiswa atau kaum milenial untuk menjaring (sampah) di daerah situ,” ungkap Dr Ana kepada Koran Benuanta belum lama ini.
Menurutnya, selain pemerintah dan masyarakat, TNI-Polri dan stekholder juga dapat berperan ikut membersihkan dan mempercantik wilayah pesisir dari sampah yang selama ini menyebabkan wajah pesisir Kota Tarakan menjadi kumuh.
“Pemukiman itu bisa diperindah, seperti di Malang itu dicat. Memang perlu pembiayaan. Bikin stand makan malam saja bisa dari CSR (Corporate Social Responsibility), kenapa (kebersihan di wilayah pesisir dan mempercantiknya) itu tidak bisa? Coba dilobi CSR ke arah sana, kan bisa saja menjadi pemukiman wisata nantinya,” imbunnya.
Menyikapi masyarakat yang masih membuang sampah ke laut, dikatakan Dr Ana, pemerintah jangan putus asa melakukan sosialisasi kepada masyarakat pesisir agar sadar menjaga kebersihan lingkungan pemukiman. Percuma pemerintah memberikan fasilitas kebersihan, lanjtunya, tapi masyarakatnya tidak sadar.
“Berikan pembelajaran terus oleh pemerintah, pada akhirnya nanti bisa sadar, (agar) mereka paham, “Ini rapi, ini bersih, ini kan sumber ekonomi saya”, kan git. Kalau kotor, kalau jorok wisatawan tidak mau datang, seperti masyarakat Derawan, mereka bisa. Mestinya kita harus bisa,” ujarnya.
Dia pun berharap, Pemkot Tarakan yang saat ini fokus pada Piala Adipura juga tak meninggalkan fokusnya pada wilayah pesisir. Dia pun menyarankan agar Pemkot Tarakan berbenah agar Tarakan bisa kembali menyabet Piala Adipura yang lama lepas dari genggaman.
“Indikator yang arahnya untuk kebersihan itulah yang mesti dibenahi. Menurut saya pemerintahan Pak Khairul ini masih baru ya, pengisian dari jabatan kepala dinas masih banyak yang kosong. Melalui perangkatnya itu harusnya bisa sadar ini untuk kita semua. Tidak hanya serta merta pemerintah saja mengenai Adipura itu, ikut serta masyarakat luas di Tarakan juga,” harapnya.
Kendati lama tak mendapatkan Adipura, Dr Ana yakin, Kota Tarakan dibawah kepemimpinan dr Khairul-Effedhi Djuprianto mampu membenahi kebersihan lingkungan, termasuk di daerah pesisir. Selain itu, dia mengajak masyarakat mulai sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Saya rasa pak Khairul paham karena beliau seorang dokter. Bagi masyarakat, khususnya daerah pesisir, ayo dong, kita mesti sadar lingkungan kita aset ekonomi bagi kita. Jika semuanya bersih, maka orang akan berdatangan (wisatawan) dengan senang hati dan akhirnya bisa menumbuhkan ekonomi dan pendapatan secara pribadi maupun secara pemerintahan,” pungkasnya. (arz)