Layanan RFL PMI Dinilai Membantu TKI

Tercatat 3.095 Tki Dideportasi Malaysia Hingga Bulan Ini

NUNUKAN – Program pemulihan hubungan keluarga yang terpisah atau Restoring Family Links (RFL) yang dijalankan Palang Merah Indonesia (PMI) mendapat sambutan baik di Kabupaten Nunukan. Program yang sudah berjalan beberapa tahun belakangan ini dinilai sangat efektif dan sangat membantu para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dideportasi dari Sabah, Malaysia.

Hal tersebut diakui Kasi Kelembagaan dan Pemasyarakatan Program Badan Pelayanan Penempatan dan Pelindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Nunukan, Asriansyah. Dia mengungkapkan, kerjasama dalam penanganan TKI bersama PMI Nunukan selama ini sangat baik. Utamanya jika menyoal program pemulihan hubungan keluarga atau lebih akrab disebut program RFL.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
1586 votes

“Koordinasi (dengan PMI Nunukan) semua baik. Termasuk menangani TKI, menghubungi keluarga-keluarga (TKI yang dideportasi) yang sudah lama tidak jumpa,” ungkap Asriansyah di sela-sela kunjungan Tim RFL dari PMI Pusat di ruang kerjanya sekira pukul 09.30 Wita, Selasa 13 November 2019.

Baca Juga :  Selama Januari-Maret, 46 Pekerja Migran Indonesia Kabur dari Malaysia lewat Krayan  

Asriansyah juga menjelaskan, pelayanan RFL sangat dirasakan manfaatnya oleh para TKI. Pelayanan ini dimulai usai sama-sama melakukan pendataan. Dengan kemampuan menghubungkan keluarga yang terpisah dan sejumlah pelayanan sosial lainnya, kata Asriansyah, PMI Nunukan selalu mendapat tempat yang paling utama saat bertugas.

“Termasuk TKI yang sakit, kita pun kadang-kadang dibantu sama PMI untuk mengantar ke puskesmas atau rumah sakit,” tekannya.

Lanjutnya, dalam kasus pemulangan TKI, Kabupaten Nunukan memang menjadi pusat perhatian nasional. Pasalnya, setiap pemulangan TKI yang bermasalah di Negara tetangga harus singgah di Nunukan lantaran berdekatan dengan Tawau yang akan dilalui para TKI menuju Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan.

“Makanya, setiap deportasi yang dikirim melalui, mau dari Konsulat Jenderal KK (Kota Kinabalu) atau Konsulat Jenderal Tawau, semua melalui pintu masuknya di Nunukan. Karena Nunukan ini termasuk daerah transit, kota paling dekat dengan Tawau,” jelasnya.

Baca Juga :  Marak PMI Kabur Gaji Tak Sesuai, Faktanya Memang Tak Prosedur

Berdasarkan data yang dirilis BP3TKI Nunukan, tahun ini otoritas Malaysia telah memulangkan 3.095 orang TKI melalui pelabuhan Tawau menuju Nunukan. Asriansyah merincikan, dari data tersebut sebanyak 2.421 orang pria, 535 orang perempuan, 72 orang anak-anak pria dan 67 orang anak-anak perempuan. Dari jumlah itu, BP3TKI mencatat deportan ilegal sebanyak 1.836 pria dan 469 perempuan. BP3TKI juga memilik data TKI yan masuk secara resmi ke Malaysia untuk bekerja, namun karena keasyikan bekerja mereka lupa memperpanjang paspor mereka sehingga harus berurusan dengan hukum di Malaysia.

“Jumlahnya semua, laki-laki 245 orang, perempuan 43 orang. Sedangkan yang menggunakan paspor umum yang ditangkap dan dideportasi ke Nunukan laki-laki sebanyak 376 orang, perempuan sebanyak 80 orang, sedangkan (yang menggunakan) Pas Lintas Batas (PLB) sebanyak 41 laki-laki dan perempuan 5 orang,” bebernya.

Setelah sampai di Nunukan, lanjut Asriansyah, BP3TKI bersama instansi lain termasuk PMI Nunukan akan melakukan pendataan. Usai melakukan pendataan, tugas BP3TKI selanjutnya adalah menginformasikan kepada TKI untuk memilih beberapa tawaran. Yang pertama, kata Asriansyah, memulangkan TKI yang ingin pulang ke kampung halamannya dengan biaya ditanggung BP3TKI. Selanjutnya, yang sakit akan segera diobati atau dibawa ke rumah sakit dengan bantuan relawan PMI Nunukan.

Baca Juga :  Bikin Resah Warga Akibat Hobi Mencuri, Pemuda di Sebatik Ditangkap Polisi

“Yang mau kerja di Nunukan, kita berikan dia (kesempatan kerja) ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Sedangkan yang mau kembali ke Malaysia, kita berikan sama PPTKIS (Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta) yang ada di Nunukan,” paparnya.

Namun dalam pelayanan yang diberikan BP3TKI tersebut, diakui Asriansyah, peran PMI Nunukan juga sangat penting. Dia pun berharap, kerjasama yang sudah terjalin selama ini tidak kendur agar program untuk pelayanan TKI terus mendapat pelayanan terbaik dari seluruh tim.

“Buat relawan PMI Nunukan, selalu giatlah bekerja. Kerjasama yang baik ini harus terus dijalankan untuk dapat melayani semua warga negara kita yang bermasalah di Malaysia,” imbuhnya. (*)

 

Editor : Sultan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *